Labels

Tuesday, 26 February 2013

Hangatnya Malam di Clarke Quay

Kalaulah pemandangan laut terlihat eksotis, pegunungan dengan nuansa magisnya maka tak salah kiranya jika sungai menyimpan romantisme. Tengok saja Clarke Quay di Singapura. Sungai yang dulu sempat mati suri karena tercemar kini telah berubah wajah menjadi tempat yang menyediakan suasana hangat untuk berkumpul bersama kawan selepas kerja dan juga untuk para wisatawan menghabiskan waktu di malam hari.

Wajah lama tapi suasana baru. Itulah sedikit gambaran dari tepian Boat Quay hingga Clarke Quay yang menjadi bagian dari sungai Singapura (Singapore River). Semenjak jaman dahulu Singapore river memang telah memiliki nilai ekonomis. Hanya saja dalam bentuk yang lain.

Di masa lalu Singapore river digunakan sebagai sarana lalu lintas kapal dagang. Letaknya yang membelah pusat kota menjadikan sungai ini sekaligus bersinggungan langsung dengan kehidupan masyarakat. Tingkat lalu lintas kapal yang tinggi menyebabkan polusi Singapore river pun memburuk dan mengancam manusia. Hingga akhirnya dibuatlah tata kota sungai dan kota yang baru. Alhasil, Clarke Quay pun terlihat sangat cantik dan romantis.
Menyisir tepian Boat Quay hingga Clarke Quay bagaikan menyeka lelah setelah seharian berkeliling ke berbagai tempat wisata di Singapura. Temaram lampu berwarna warni dengan iringan lantunan musik dan sekaleng minuman dingin yang dinikmati bersama pasangan atau teman-teman seperjalanan membuat liburan jadi lebih hangat dan berwarna.

Jika perut terasa lapar, beragam restoran tematik yang dapat disesuaikan dengan suasana hati pun siap menyambut. Hooters contohnya. Buat cowok-cowok yang pergi dengan teman sejenis, tempat ini bisa bikin makan malam jadi lebih panas karena baju pelayannya yang seksi. Tapi hati-hati kalau perginya sama pasangan, salah fokus bahaya!
Untuk malam yang semakin liar. Clarke Quay juga menjadi lokasi dari beberapa pub dan nightclub yang cukup terkenal di Singapura. Karena Clarke Quay sendiri juga menjadi salah satu destinasi favorit untuk hiburan malam. Tak kurang juga, di Clarke Quay terdapat atraksi liar yang cocok bagi wisatawan yang doyan menguji adrenalin. Namanya G-Max Reverse Bungee dan GX-5 Extreme Swing.
G-Max Reverse Bungee menantang para penggemar uji adrenalin untuk duduk di atas kursi dan kemudian bersiaplah untuk dilontarkan ke atas hingga mencapai ketinggian 60 meter atau setara gedung setinggi 20 lantai dengan kecepatan 200 km/jam. Sementara GX-5 Extreme Swing mirip dengan ayunan raksasa. Peserta yang berani akan berayun dari ketinggian 50 meter dengan kecepatan mencapai 120 km/jam.Tiket untuk kedua wahana ini dijual mulai harga SGD 45/orang. Dan dengan tambahan SGD10 kamu-kamu yang pemberani bisa mendapatkan rekaman videonya. Tak hanya adrenalin saja yang terkuras rupanya. tapi dompet pun juga ikut terkuras.
Buat yang mencintai nyawanya, cukup beli saja es krim Turki. Selain pilihan rasanya yang banyak. Tersedia juga atraksi gratis yang lucu dari penjualnya. Es krim-nya yang lengket seperti permen karet dijadikan bahan permainan oleh penjualnya buat ngisengin pembelinya. Tawa dan canda pun ikut cair bersamaan dengan mencairnya es krim Turki yang ada dalam genggaman saat melihat orang-orang yang nekat uji nyali di G-Max Reverse Bungee dan GX-5 Extreme Swing berteriak histeris.

Mudah saja caranya untuk menuju Boat Quay ataupun Clarke Quay. Cukup gunakan MRT jalur North East Line yang warnanya ungu. Lalu turun di Stasiun MRT One Raffles Place untuk menuju Boat Quay. Sementara untuk menuju Clarke Quay bisa turun di stasiun yang namanya sama. Lokasinya pun cukup nyaman karena memiliki koneksi langsung dengan mall The Central.

Mall the Central Clarke Quay adalah salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Clarke Quay selain Riverside Point. Karena apalah arti Singapura kalau tidak ada mall.

Tuesday, 19 February 2013

Jurong Bird Park, Taman Burung Dengan Populasi Terbanyak di Dunia


Untuk yang pernah tinggal di desa lalu kemudian pindah ke kota karena suatu alasan tertentu maka akan ada waktunya tiba-tiba rindu suasana kampung halaman. Bukan hanya merindukan ketenangan hidup di desa tetapi juga suara cuitan burung di pagi hari yang membuyarkan mimpi indah.

Singapura walau ukuran negaranya tak besar tetapi boleh dibilang sebagai kota metropolitan. Tingginya gedung-gedung menghiasi langit. Sulit membayangkan rasanya bisa mendengar cuitan burung di pagi hari.

Tapi siapa sangka ternyata Singapura justru memiliki taman burung yang luas dengan jumlah populasi terbanyak di dunia. Iya, Jurong Bird Park namanya. Tempat ini seperti menjadi habitat alami dari berbagai jenis burung yang asalnya dari seluruh penjuru dunia.

Mudah saja caranya untuk menuju Jurong Bird Park, naik MRT East West Line (warna hijau) kemudian turun di Boon Lay Station. Sesampai di Boon Lay Station berjalan menyeberang ke (Terminal) Boon Lay Interchange. Dari (Terminal) Boon Lay Interchange perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan bus SBS Transit no 194 yang letaknya di paling ujung. Lalu duduk manis dan 10 -15 menit kemudian bus pun akan berhenti di Jurong Bird Park sebagai pemberhentian terakhirnya.

Kurs Dollar Singapura memang tergolong mahal jika dikonversi ke Rupiah. Oleh karena itu pengeluarannya harus digunakan seefisien mungkin. Tiket masuk Jurong Bird Park memang tidak bisa dibilang murah. Untuk itu salah satu cara untuk mengakalinya adalah dengan membeli tiket paketan. Untuk informasi harga paket yang ditawarkan dapat mengunjungi website Jurong Bird Park.

Sama seperti Singapore zoo, area Jurong Bird Park juga tak kalah luas. Sehingga akan lebih mudah kalau kita download dulu peta Jurong Bird Park. Dan setelah itu coba perhatikan itinerary yang ditawarkan di websitenya karena itu akan sangat membantu.

Jurong Bird Park merupakan taman burung nomor 2 (dua) di dunia yang memiliki jumlah spesies terbanyak. Kenyataan ini tentunya membuat pengunjung seperti tak mau melewatkan satu pun spesies burung yang ada di Jurong Bird Park. Namun yang terpenting jangan lewatkan pertunjukan dari beberapa spesies burung terlatih yang akan membuat penonton terpukau.

Contohnya saja High Flyers show yang dipentaskan di Pools Amphitheatre. Pertunjukan yang berlangsung selama kurang lebih 30 menit ini menampilkan berbagai spesies burung seperti Elang, Hornbill, Macaw, Kakaktua, dan lain sebagainya. Seekor Kakaktua dapat dengan mudah diperintah untuk mengambil selembar uang milik penonton hingga dengan fasihnya dapat menyanyikan lagu Rasa Sayange, yang merupakan lagu asal negara kita.

Sementara burung-burung Macaw dengan kecepatan tinggi terbang begitu tangkas melewati lubang Hula Hoop yang kecil. Di akhir pertunjukan, jangan lewatkan kesempatan untuk berfoto bersama kawanan burung Flamingo diatas panggung.

Dan kalau masih kurang puas dengan berfoto bersama burung Flamingo, pengunjung juga bisa makan siang bersama kawanan burung Kakaktua. Hanya saja pengunjung akan dikenakan biaya tambahan bagi yang berminat dengan program tersebut.

Tapi kalau mau yang caranya murah meriah. Beli saja snack lalu cek jadwal feeding time masing-masing burung. Abis itu ngunyah snacknya sambil liat burung-burung tersebut makan juga. Yang penting kan bisa makan bareng hehe...

Acara feeding time burung-burung di Jurong Bird Park dikemas dalam bentuk acara yang menarik. Salah satunya Pelican Chit Chat yang ada di area Pelican cove. Acaranya dikemas dalam format interaktif, dimana si pembawa acara akan menerangkan mengenai profil burung Pelican. Dan ternyata di dunia terdapat 8 jenis spesies burung Pelican. Dan 7 spesies diantara telah berhasil ditangkarkan di Jurong Bird Park.

Kemudian setelah pembawa acara selesai menjelaskan, penonton dapat bertanya mengenai apapun yang masih berhubungan dengan burung Pelican. Lalu diakhir acara, si pembawa acara akan memberikan kuis. Penonton yang menjawab benar akan diberikan kesempatan untuk memberi makan ke kawanan Pelican yang tampak kelaparan.

Tak jauh dari Pelican cove ada area African Aviary dan Parrot paradise. Di African aviary terdapat berbagai macam burung yang berasal dari benua Afrika. Selain itu ada air terjun buatan manusia yang cukup tinggi di area African aviary.

Sementara itu di Parrot paradise, terdapat banyak burung-burung besar dengan warna bulu-bulunya yang sangat indah, yaitu Kakaktua dan Macaw. Sayangnya di Parrot paradise, burung-burung tersebut ditempatkan di dalam sangkar. Jadi pandangan agak sedikit terhalang oleh pagar besi.

Berbeda dengan Parrot paradise, di area Lory Loft, burung-burung Nuri yang bentuk fisiknya seperti miniatur burung Kakaktua ditempatkan dalam sangkar besar berukuran 3 ribu meter persegi. Para pengunjung bisa masuk kedalam Lori loft dan berinteraksi langsung dengan burung-burung Nuri yang jumlahnya lebih dari 1000 ekor tersebut.

Tidak dengan berbicara tentunya. Tapi dengan memberi makan spesias burung yang gemar makan serbuk sari bunga tersebut. Pengunjung dapat membeli pakannya seharga SGD3 sebelum masuk kedalam Lory Loft.

Dan jika mulai bosan dengan spesies burung yang biasa-bisa saja. Saatnya masuk kedalam World of Darkness. Ditempat ini tinggal kawanan burung yang aktif di malam hari, yaitu burung Hantu yang ternyata juga memiliki banyak jenis. Di area ini, pengunjung dilarang mengaktifkan fitur lampu kilat di kamera maupun handphonenya. Karena spesies burung ini matanya sangat peka terhadap cahaya.

Selain World of Darknes masih ada lagi area penangkaran burung yang berbeda dan unik. Namanya Penguin coast, dan rasanya tak sulit menebak burung apa yang ada di dalamnya. Seperti habitat asalnya yang berudara dingin, maka Penguin coast juga dibuat dalam ruangan indoor dengan suhu udara yang dingin. Lalu supaya bisa melihat tingkah Penguin-penguin yang aktif dan lucu ada baiknya masuk ke Penguin coast saat jadwal feeding time.

Area Penguin coast letaknya memang tak jauh dari pintu keluar. Tapi sebelumnya coba balik badan terlebih dahulu karena masih ada area danau burung Flamingo. Burung berbulu pink dengan kaki jenjangnya yang berwarna merah. Saat berkumpul dengan kawanannya, burung Flamingo ini lebih terlihat cantik.

Dan ketika tiba waktunya pulang, pengunjung yang belum puas melihat burung Kakaktua dan Macaw di Parrot paradise berkesempatan untuk melihat sekali lagi dengan jarak yang lebih dekat di pintu keluar. Bahkan burung-burung Kakaktua dan Macaw yang ada disini dibiarkan berdiri bebas tanpa dihalangi oleh pagar besi.

Pengunjung juga diperbolehkan untuk berfoto bersama kawanan burung Kakaktua dan Macaw. Burung-burung tersebut akan dipindahkan ke badan pengunjung dengan bantuan para pawang. Tetapi syaratnya harus dengan membeli paket foto seharga SGD35. Mahal ya?