Labels

Sunday, 30 October 2016

Menelusur Jejak Petinggi Kolonialis Lewat Batu Nisan di Museum Taman Prasasti

Apa kesan orang umumnya saat pertama kali tahu tentang Museum taman prasasti yang terletak di Jalan tanah abang 1, Jakarta pusat? Bisa jadi angker atau aneh, tak salah memang karena koleksi benda-benda yang dimiliki oleh Museum taman prasasti adalah batu nisan dengan jumlah ribuan. Dibilang angker mungkin saja, berhubung museum ini memang berdiri di lahan pemakaman kuno yang dulu namanya Kebon Jahe Kober.

Tak seperti museum lain yang menyimpan benda-benda koleksinya di dalam ruangan. Museum taman prasasti adalah museum terbuka diatas tanah lapang seluas 1,2 hektar. Hanya pepohonan rindang dan semilir angin yang membuat Museum taman prasasti tetap terasa sejuk, hijau namun terasa sunyi dan menakutkan bagi beberapa orang. Tiket masuk yang harus dibayar paling mahal cuma 5 ribu rupiah untuk orang dewasa.

Bagi para pecinta sejarah, tentunya Museum taman prasasti bukanlah tempat yang harus ditakuti. Namun justru seperti potongan waktu yang menghubungkan berbagai macam peristiwa di masa lalu. Mulai dari jaman penjajahan Belanda, Jepang hingga kemerdekaan. Karena di Museum taman prasasti terdapat beragam batu nisan dari berbagai orang-orang kolonialis penting yang pernah singgah di Batavia ataupun daerah lainnya di Indonesia.

Sebelum diresmikan menjadi Museum taman prasasti pada tahun 1977 oleh Gubernur Ali sadikin, lahan ini menjadi tempat pemakaman bagi orang-orang Belanda yang dinamakan Kerkhoflaan. Keberadaan Kerkhoflaan ini juga awalnya tanpa direncanakan. Bermula pada tahun 1795, terdapat wabah misterius yang membuat banyak korban wafat dari pihak Belanda.

Karena banyaknya korban meninggal sementara lahan pemakaman yang berada dalam tembok Batavia (sekitar Kota tua) sudah tak cukup lagi maka dibuatlah lahan pemakaman baru. Sebidang tanah yang berada diluar tembok Batavia namun dekat dengan aliran Kali Krukut ini pun dipilih sebagai tempat pemakaman baru. Adanya Kali krukut dinilai sangat bermanfaat karena dapat digunakan sebagai sarana mengangkut jenasah beserta pengiringnya sebelum dilanjutkan dengan menggunakan kereta kuda.
Pada jaman kolonialisme Belanda, pemakaman yang berada di dalam tembok Batavia berlokasi di dekat Gereja yang sekarang dijadikan sebagai Museum wayang. Namun pada awal abad ke-19, jenasah-jenasah yang berada dalam tembok Batavia mulai dipindahkan ke Kerkhoflaan Kebon jahe kober. Hal ini sesuai dengan perintah Gubernur Daendels yang melarang menguburkan mayat di dekat Gereja ataupun lahan pribadi. Di Museum taman prasasti, dapat ditemukan kode HK (Holandsche Kerk/Gereja Lama Belanda) pada batu nisan yang berarti pindahan dari pemakaman yang berada dekat Gereja Lama di dalam tembok Batavia.

Sampai dengan 2 (dua) tahun sebelum diresmikan menjadi Museum taman prasasti, pemakaman Kebon jahe kober masih aktif digunakan sebagai lahan penguburan. Tetapi dalam selang waktu 2 (dua) tahun sebelum diresmikan, jenasah orang-orang yang ada di pemakaman Kebon jahe kober mulai dipindahkan ke berbagai tempat pemakaman lainnya.
Selain menjadi tempat untuk mempelajari sejarah Batavia dan Indonesia, Museum taman prasasti juga menjadi galeri seni keindahan karya ukiran patung dan nisan dari para seniman batu nisan. Karena pada jaman dahulu, batu nisan dibuat disesuaikan dengan identitas orang yang dimakamkan. Dengan demikian bentuknya bisa bermacam-macam.
Kembali ke judul diatas, Museum taman prasasti yang memiliki lebih dari 1.300 batu nisan menyimpan banyak kijing dari orang-orang penting pada masa Kolonialisme. Beberapa batu nisan yang dapat kita lihat yaitu milik Olivia Marianne Raffles (istri gubernur jendral Thomas Stamford Raffles), Dr. H.F. Roll (pendiri sekolah STOVIA, sekolah kedokteran cikal bakal UI), hingga Soe Hok Gie (aktivis pergerakan mahasiswa tahun 1966).
Diantara batu nisan dari orang-orang Eropa yang ada di Museum taman prasasti terdapat sebuah makam misterius milik Kapitan Jas. Tidak diketahui dengan pasti profil Kapitan Jas tersebut. Dan juga awal mula dari kepercayaan yang timbul bahwa makam milik Kapitan Jas dapat mendatangkan kemakmuran dan kesuburan bagi mereka yang berziarah ke tempat tersebut.
Selain menyimpan benda-benda bersejarah dari kematian tokoh-tokoh penting kaum kolonialis, Museum taman prasasti juga menyimpan 2 (dua) benda penting dari peristiwa wafatnya pendiri bangsa Indonesia, yaitu peti mati yang pernah digunakan untuk membaringkan jenasah Soekarno dan Moh. Hatta. Peti milik kedua Bapak bangsa tersebut disimpan dalam sebuah kotak kaca disertai dengan tulisan singkat saat-saat dimana kedua proklamator tersebut wafat dan dimakamkan.

Mempelajari sejarah terkadang bisa sangat membosankan bila dilakukan di dalam kelas ataupun dengan membaca buku literatur. Namun, Museum taman prasasti mampu menghadirkan cara baru yang unik dan menarik untuk mengetahui sejarah panjang kota Jakarta dan negara Indonesia. Oleh karena itu jangan lupa datang ke Museum taman prasasti yang buka setiap hari Selasa – Minggu mulai dari jam 09.00 – 15.00 ya.

Saturday, 29 October 2016

Liburan ke Tokyo? Ini Dia 5 Kuil yang Wajib Dikunjungi

Berkunjung ke kuil saat liburan ke Jepang adalah salah satu kewajiban yang banyak direkomendasikan oleh buku-buku ataupun situs-situs traveling. Selain karena bentuk bangunannya yang unik, pemandangan di kuil-kuil tersebut juga menawarkan sesuatu yang tidak bisa kita jumpai disini. Terutama saat musim dingin, gugur dan semi.

Tetapi yang banyak orang awam belum ketahui bahwa sebenarnya terdapat 2 (dua) jenis kuil di Jepang yang dalam bahasa Indonesia agak sedikit sulit untuk dijelaskan karena sepertinya ada keterbatasan kosakata. Yang pertama Temple atau Kelenteng dan yang kedua Shrine atau Kuil itu sendiri.

Lalu kenapa memangnya harus mengetahui perbedaan antara Temple (Kelenteng) dan Shrine (Kuil)? Ada 2 (dua) alasan juga setidaknya. Yang pertama karena 2 (dua) nama tersebut adalah tempat ibadah untuk 2 (dua) keyakinan yang berbeda, Temple (Kelenteng) untuk agama Budha dan Shrine (Kuil) untuk agama Shinto. Dan yang kedua, dengan mengetahui perbedaannya maka kamu akan lebih bisa maksimal dalam mengeksplorasi.

Shinto dan Budha, dua agama tersebut dianut oleh mayoritas penduduk Jepang. Namun yang berbeda di Jepang, tidak ada larangan atau ketentuan yang mengatur bagi mereka untuk menganut 2 (dua) agama tersebut secara bersamaan. Agak aneh tentunya bagi kita yang tinggal di Indonesia dengan kebebasan tersebut. Tetapi segala sesuatu tentu ada sejarah atau latar belakang yang mendasarinya. Demikian juga apa yang terjadi di Jepang.

Keyakinan Shinto bermula sejak ribuan tahun yang lalu. Saat struktur tatanan masyarakat di Jepang masih dikuasai oleh kaum bangsawan (feodal). Masyarakat yang hidup pada masa tersebut percaya bahwa para Dewa (Kami) tak hanya tinggal di surga saja tetapi juga mendiami bumi.

Masing-masing klan bangsawan mempercayai Dewa-nya masing-masing dan membuat Shrine (kuil) sesuai Dewa yang mereka yakini tersebut. Kemudian dengan perantaraan para dukun dan cenayang mereka berdoa untuk para Dewa-nya.

Awal mula nama Shinto didapat dari pronunsiasi tulisan Cina, Shin Tao. Demikian juga agama Budha, dikenal oleh penduduk Jepang dari Cina. Meski awalnya kurang dapat diterima dengan baik karena bersinggungan dengan keyakinan Shinto tetapi lambat laun agama Budha dapat diterima dan justru melebur dengan Shinto.

Bagi masyarakat Jepang yang memeluk agama Shinto dan Budha secara bersamaan terdapat cara pandang yang berbeda terhadap kedua agama tersebut. Dengan adanya perbedaan tersebut, otomatis mereka pun akan pergi ke Temple (kelenteng) atau Shrine (kuil) sesuai cara pandangnya.

Shinto dianggap sebagai keyakinan yang berkaitan dengan kehidupan duniawi. Mereka pergi ke Shrine atau kuil untuk mengadakan pernikahan ataupun untuk berdoa demi kesuksesan dalam hidup dan bisnis.

Sementara mereka melihat Budha sebagai agama yang berhubungan dengan masalah spiritual. Untuk hal yang berkaitan dengan spiritualitas, mereka datang ke Temple atau kelenteng untuk mengadakan upacara pemakaman atau berdoa bagi para leluhurnya.

Lalu bagaimana cara membedakannya antara Temple (kelenteng) dan Shrine (kuil) supaya tidak salah? Mudahnya, baca saja nama akhiran dari tempat ibadahnya. Jika akhirannya jingu maka dapat dipastikan itu adalah Shrine (kuil). Tetapi jika akhiran namanya ji maka itu adalah Temple (kelenteng).

Secara fisik bangunan, Kelenteng (Temple) dan Kuil (Shrine) juga dapat dibedakan dengan mudah. Berikut ciri-ciri yang bisa dilihat agar tak salah saat berkunjung :

1.Kuil (Shrine)
a). Adanya Torii gate.
b). Ada sepasang singa penjaga di pintu masuk.
c). Ada air suci di pintu masuk untuk membersihkan mulut dan tangan.
d). Warna bangunan dominan oranye.

2. Kelenteng (Temple)
a). Adanya patung Budha.
b). Adanya tempat membakar dupa di pintu masuk.
c). Adanya pagoda.
d). Warna bangunan dominan coklat kayu.

Kalau diperhatikan kembali sebenarnya ada yang salah dengan judul diatas karena hanya dituliskan kuil. Padahal dalam daftar dibawah ini juga ada kelenteng. Tapi tak ada alasan lain koq, cuma untuk lebih mempermudah saja. Untuk itu langsung saja kita review ya.
1. Meiji jingu
Setelah membaca tulisan diatas, kamu pasti bisa langsung menebak. Ya, Meiji jingu adalah tempat ibadah bagi pemeluk agama Shinto. Meiji jingu dibangun sebagai persembahan untuk Kaisar Meiji dan istrinya, permaisuri Shoken. Lokasinya berada di pusat Tokyo dalam sebuah hutan kota yang luasnya 70 hektar, ini menjadikannya sebagai kuil terluas di Tokyo. Meiji jingu hanya berjarak satu menit jalan kaki dari stasiun Harajuku.
2. Senso-ji
Senso-ji adalah kelenteng Budha tertua di Jepang yang berlokasi di distrik Asakusa. Sejarah Senso-ji bermula dari penemuan patung Boddhisattva Kannon (Avalokittesvara) di sungai Sumida yang berada tak jauh dari situ oleh dua orang nelayan bersaudara.

Saat ini Senso-ji mampu menarik minat banyak pengunjung bukan hanya karena arsitektur bangunannya yang unik. Tetapi juga karena keberadaan toko-toko kecil di Nakamise dori (jalan) yang mengarah ke pintu masuk Senso-ji. Senso-ji dapat dengan mudah dicapai melalui stasiun Asakusa.
3. Sengakuji
Sengakuji adalah sebuah kelenteng yang didirikan sebagai tempat untuk mempelajari Budhism. Tetapi bagi orang awam, Sengakuji lebih dikenal karena ceritera “The Ako Insident”nya.

Kalau yang masih bingung dengan “The Ako Insident”, mungkin banyak yang lebih tahu tentang film Hollywood yang dibintangi Keanu reeves berjudul 47 Ronin. Judul film tersebut diangkat dari sebuah legenda nasional bertema loyalitas dan keberanian dari sejumlah pendekar Samurai tak bertuan yang hidup di masa tatanan masyarakat Jepang dikuasai oleh bangsawan.

Masyarakat Jepang biasanya mengadakan perayaan atas keberanian dan loyalitas para Ronin tersebut pada bulan Desember di Sengakuji. Tempat dimana jasad 47 Ronin tersebut disemayamkan. Sengakuji dapat dicapai hanya dengan beberapa langkah melalui stasiun terdekat yaitu Sengakuji station.
4. Nezu shrine
Salah satu ciri kuil di Jepang adalah adanya gerbang Torii yang umumnya berwarna oranye terang . Fushimi inari shrine di Kyoto adalah kuil yang paling terkenal di Jepang dengan ciri khas Torii-nya yang berjajar dengan jumlah puluhan ribu.

Buat yang ke Jepang tapi hanya punya waktu di Tokyo tak perlu berkecil hati. Karena Nezu shrine juga punya Torii yang meski jumlahnya tak sebanyak Fushimi inari shrine tetapi juga tak kalah bagus. Apalagi kalau liburannya di bulan April, saat 3 ribuan bunga Azalea yang mengapit Torii-torii tersebut bermekaran. Inilah yang jadi kelebihan dari Nezu shrine dibanding Fushimi inari shrine.

Stasiun kereta Nezu jadi tempat pemberhentian paling dekat untuk menuju Nezu shrine. Hanya dibutuhkan waktu 5 menit berjalan kaki saja untuk menuju ke tempat tersebut.
5.Zojo-ji
Daya tarik utama Zojo-ji tidak terletak pada bangunan utama kelentengnya. Tetapi pada pintu masuknya yang super besar yang dinamakan Sangedatsumon. Sejak pertama kali didirikan pada tahun 1622, Sangedatsumon telah melewati berbagai macam peristiwa musibah gempa, kebakaran dan perang. Tetapi tetap tegak berdiri sampai dengan saat ini tanpa mengalami kerusakan yang berarti dibanding bagian-bagian bangunan yang lain. Letaknya yang berada dekat dengan Tokyo tower menjadikan Zojo-ji tempat yang wajib dikunjungi. Zojo-ji dapat dicapai dengan mudah melalui stasiun Onarimon ataupun Shibakoen.

Selain kelima kuil tersebut, tentunya masih banyak lagi kuil-kuil di Tokyo yang menarik untuk dikunjungi. Tetapi karena liburan di Jepang juga harus memikirkan banyaknya obyek wisata lain yang tak kalah menarik. Kemudian faktor transportasi yang harus menggunakan kereta plus ditambah jalan kaki. Maka 5 (lima) kuil diatas dapat dipertimbangkan sebagai prioritas.

Thursday, 27 October 2016

Taman Nasional Baluran, Afrika Kecil di Ujung Timur Jawa

padang savana bekol taman nasional baluran
Tak hanya manusia yang bisa punya kemiripan. Bentang alam pun juga bisa mengalami hal serupa meski terpisah jarak yang jauh. Contohnya saja Bandung yang dijuluki Paris van Java dan Garut yang disebut dengan Swiss van Java. Tapi Indonesia memang punya kekayaan alam yang sangat banyak. Setelah Bandung dan Garut, masih ada Taman Nasional Baluran di kabupaten Situbondo yang mirip dengan Taman nasional Serengeti di Tanzania sehingga membuatnya dijuluki Little Africa in Java.

Taman nasional Baluran terletak kurang lebih 60 km dari pusat kota Banyuwangi. Tetapi jarak tersebut belum termasuk 12 km yang harus dicapai pengunjung dari pos masuk hingga pusat lokasi Taman nasional Baluran. Meski jauh, Taman nasional Baluran dapat ditempuh dengan mudah disebabkan kondisi jalan yang mulus dan petunjuk arah yang jelas.

Jika datang dari arah Surabaya akan melewati Jalur pantai utara dengan pemandangan pohon jati yang mengapit di kanan kiri jalan. Sementara jika berangkat dari pusat kota Banyuwangi akan melewati pantai Boom dimana pulau Bali yang berada di seberang dapat terlihat jelas.
gunung baluran
Keunikan dari Taman Nasional Baluran yang membuatnya dijuluki Little Africa adalah keberadaan padang savana yang sangat luas yang dinamakan Savana Bekol. Sementara gunung Baluran yang berdiri gagah dibelakang membuat pemandangan alam di Taman Nasional Baluran terlihat dramatis.

Untuk mendapatkan momen terbaik di Taman Nasional Baluran pengunjung disarankan datang di pagi hari saat sinar matahari masih lembut. Warna padang savana dan gunung Baluran yang kekuningan diterpa cahaya hangat matahari pagi berpadu sempurna dengan birunya langit.

Taman nasional Baluran buka mulai jam 07.30 tetapi untuk keperluan khusus seperti melihat sunrise maka diperlukan konfirmasi sehari sebelumnya melalui Trihari, petugas layanan pengunjung (humas) di nomor 0823 3221 3114 atau (0333) 461936/461650. Keuntungan lain yang bisa didapat jika datang dipagi hari adalah koleksi hewan liar di Taman Nasional Baluran yang terdiri dari 26 jenis satwa dapat lebih mudah ditemui.
Banteng liar di taman nasional baluran
rusa di taman nasional baluran
burung merak di taman nasional baluran
Contohnya saja banteng yang menjadi ikon Taman Nasional Baluran. Atau jenis hewan lainnya seperti Kijang, Rusa, Kancil, Kucing bakau, Burung merak dan lain sebagainya. Selain fauna, Taman nasional Baluran juga memiliki beragam tumbuhan asli yang khas dan mampu beradaptasi di lingkungan yang sangat kering yaitu Widoro bukol, Mimba dan Pilang.
tanaman asli taman nasional baluran
Yang menarik di Taman nasional Baluran, pengunjung dapat menjelajah kawasan pelestarian alam dengan ekosistem alami tersebut dengan menggunakan kendaraan bermotor roda empat ataupun roda dua. Walaupun diwajibkan untuk mengikuti jalur yang telah ditentukan oleh pengelola. Demikian juga bagi mereka yang hobi trekking dan hiking.

Meski memperbolehkan penggunaan kendaraan bermotor tetapi pengelola tidak menyediakan fasilitas tersebut seperti layaknya di Taman safari contohnya. Namun pengelola bisa membantu untuk mencarikan ojek, mobil atau kendaraan bak terbuka untuk kebutuhan pengunjung dengan tarif harga yang juga bisa ditanyakan kepada humas pengelola.

Bagi pengunjung yang menyukai kehidupan alam liar, Taman nasional Baluran menyediakan camping ground dengan fasilitas air bersih yang memadai. Tetapi bagi pengunjung yang ingin menyatu dengan alam tetapi tidak mau repot untuk mendirikan tenda dan lain sebagainya, mereka dapat menyewa wisma penginapan yang dikelola oleh pihak Taman nasional Baluran.

Penginapan di Taman nasional Baluran disewakan dengan harga mulai 100 ribu hingga 400 ribu rupiah tergantung dari kapasitas tampungnya. Adapun lokasi penginapan terbagi menjadi 2 (dua) yaitu di padang savana Bekol dan pantai Bama.
pantai bama di taman nasional baluran
Wilayah Taman nasional Baluran yang sangat luas memang membuat kawasan konservasi ini juga berbatasan langsung dengan laut. Dengan salah satu spot pantainya yang menarik yaitu pantai Bama. Di pantai Bama pengunjung diharap untuk berhati-hati dengan barang-barang bawaannya karena tempat ini dihuni ratusan monyet liar.
Selain padang savana, hewan-hewan liar dan pantai, Taman nasional Baluran masih memiliki beragam tempat menarik untuk dinikmati saat liburan. Seperti misalnya hutan evergreen yang dipenuhi pepohonan hijau meski musim kemarau di Taman nasional berlangsung lama yaitu dari bulan Mei sampai dengan Desember. Selain itu, ada juga Goa Jepang, Teluk air tawar, dan lain sebagainya yang tersebar di sudut-sudut Taman nasional Baluran.

Selain Kawah ijen dan Pantai Pulau Merah, Taman nasional Baluran juga merupakan objek wisata wajib di Banyuwangi. Terutama buat mereka yang mencintai alam dan yang bermimpi liburan ke Afrika tapi belum kesampaian. Apalagi tiket masuknya juga sangat murah, cukup 15 ribu rupiah saja per orang.

Bagi yang berminat liburan ke Taman nasional Baluran dapat membuka website resminya terlebih dahulu disini supaya bisa ngatur kapan waktu liburan yang pas. Siapa tahu bisa bertepatan dengan musim kawin Rusa ataupun Burung merak.

Tuesday, 25 October 2016

Berburu Bong Londo di Kerkhof Ngawi






Tak terlalu besar gerbang itu. Di dinding kusamnya, terpampang
angka tahun 1884, tahun gerbang itu didirikan. Menyambut kedatangan saya, tulisan
“MEMENTO MORI” yang pudar tertoreh di atas pintu masuk melengkungnya. Sungguh
tepat rasanya jika kalimat berbahasa Latin yang berarti “ Ingatlah Kematian “
itu terpajang di gerbang permakaman. Gerbang itu seakan mengingatkan pada
setiap jiwa yang

Monday, 24 October 2016

Museum Purbakala Sangiran, Etalase Kehidupan Pra Sejarah Terlengkap di Dunia

Museum Purbakala Sangiran
Dalam lirik lagu Koes Plus dikatakan “Tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. Ternyata apa yang ditulis dalam lirik tersebut bukanlah isapan jempol semata. Bahkan semenjak jaman purbakala, tanah Indonesia memang sudah dikenal karena kesuburan tanah dan kekayaan lautnya. Hal tersebut dapat dibuktikan manakala kita berkunjung ke Museum Purbakala Sangiran yang ada di Sragen, Jawa tengah.

Memang cara hidup manusia purba sifatnya nomaden. Tetapi pola hidup nomaden manusia purba merunut pada tempat-tempat yang banyak memiliki sumber makanan dan air (sungai). Pola hidup nomaden tersebut terbentuk dikarenakan manusia purba menggantungkan kebutuhan hidupnya dari hasil buruan (hewan, dll).

Dimana hewan hasil buruan para manusia purba tersebut bermukim di daerah yang juga subur tanahnya dan banyak sumber-sumber airnya. Makanya tak salah kan jika Indonesia dibilang sebagai negara yang kaya sumber daya alamnya.

Nama museum yang letaknya kurang lebih 15 km dari pusat kota Solo ini diambil dari nama dusun dimana museum purbakala ini berada yaitu Sangiran. Di Sangiran inilah fosil nenek moyang manusia pertama, yaitu Pithecantropus Erectus ditemukan. Semenjak saat itu Sangiran menjadi situs terpenting dan terlengkap dalam penelitian kehidupan pra sejarah di dunia.
Fosil Homo Erectus
Dikatakan penting dan terlengkap karena sampai saat ini di Sangiran setidaknya telah ditemukan lebih dari 100 fosil Homo erectus yang merupakan manusia penjelajah bumi pertama di dunia yang berasal dari Afrika. Jumlah tersebut telah mewakili lebih dari setengah populasi Homo erectus yang menyebar di berbagai benua.

Sejak pertama kali Pithecantropus erectus ditemukan di Sangiran, hingga saat ini telah banyak ditemukan berbagai macam fosil purbakala. Sangiran pun dianggap menyumbang banyak ilmu pengetahuan di bidang kepurbakalaan. Anggapan tersebut lalu diresmikan pada tahun 1996 oleh UNESCO berupa pengakuan Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) kepada Sangiran.

Maka jika dunia sudah memberikan pengakuan resmi sangat pantaslah juga bagi kita sebagai warga negara Indonesia untuk datang ke Sangiran dan menggali banyak pengetahuan melalui wisata edukasi ke Museum Purbakala Sangiran. Apalagi tiket masuknya pun sangat murah, hanya 5 ribu rupiah saja. Museum Purbakala Sangiran buka dari hari Selasa sampai dengan Minggu mulai pukul 10.00 – 16.00 WIB.

Menarik tentunya untuk mengikuti sejarah manusia di Museum Purbakala Sangiran. Tetapi tak mudah bagi wisatawan awam untuk bisa mengerti semua data dan fakta yang tersedia di tempat ini. Oleh karena itu ruang pamer di Museum Purbakala Sangiran dibagi menjadi beberapa cluster yang berurutan agar mudah dipahami.
Koleksi benda-benda yang dipamerkan pun bentuknya beraneka ragam. Mulai dari fosil manusia pra sejarah hingga binatang yang hidup juga pada masa itu. Semuanya disajikan dalam bentuk fosil-fosil yang ditemukan ataupun dalam bentuk diorama dengan skala ukuran yang sama dengan aslinya. Sejarah terbentuknya bumi sebagai tempat tinggal beragam mahluk hidup juga disajikan dalam ruang audio visual. Termasuk sejarah tentang Sangiran yang dulu ternyata adalah laut dangkal yang berada di kaki gunung Lawu.
Tak hanya fosil manusia dan hewan pra sejarah saja yang ditampilkan. Alat-alat berburu dan alat-alat untuk menunjang kehidupan sehari-hari juga turut dipamerkan. Contohnya seperti kapak genggam dan kapak perimbas.

Meski Sangiran dikenal sebagai situs pra sejarah terlengkap di dunia tapi tanpa kehadiran para peneliti tentunya tempat ini tidak akan pernah diketahui. Oleh karena itu turut dihadirkan pula para peneliti yang berperan besar dalam penemuan-penemuan fosil di situs Sangiran dan sekitarnya seperti von Koenigswald dan Eugene Dubois beserta catatan hariannya saat melakukan proses penggalian.
Seluruh koleksi fosil yang berada di Museum Purbakala Sangiran totalnya mencapai lebih dari 13 ribu jenis. Sebagian besar berasal dari periode masa 1 hingga 2 juta tahun yang lalu. Meski usia benda-benda koleksinya tak lagi muda tetapi ada beberapa fosil yang boleh disentuh oleh pengunjung. Keistimewaan ini tentunya mengobati rasa penasaran pengunjung tentang benda-benda pra sejarah.
Tetapi jika sewaktu mau pulang masih tersisa rasa penasaran maka pengunjung boleh datang ke toko-toko suvenir yang ada di sekitar Museum Purbakala Sangiran. Di toko-toko suvenir tersebut banyak tersedia berbagai macam tulang dan fosil yang boleh diperjualbelikan. Soal keaslian fosil yang dijual tentunya menjadi tanda tanya. Apalagi untuk orang awam yang tidak paham arkeologi. Tapi jika harganya masih sesuai bujet tentunya tak jadi masalah jika hanya untuk pajangan di rumah.

Saturday, 22 October 2016

Pantai Pulau Merah Yang Kini Berwarna Coklat

Di tengah gegap gempita kampanye Kementerian Pariwisata untuk mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan ke Indonesia masih terdapat beberapa persoalan yang mengganjal. Infrastruktur dan kesiapan masyarakat setempat adalah persoalan klasik. Tetapi diluar kedua hal tersebut, kondisi beberapa destinasi wisata yang ada pun patut dipertanyakan.

Salah satunya adalah Pantai pulau merah yang berada di “surga baru di ujung timur pulau Jawa”, yaitu Banyuwangi. Kabupaten yang berhadap-hadapan langsung dengan pulau Bali ini menjadi primadona baru bermodalkan kekayaan alamnya yang terdiri dari hutan, laut dan gunung.

Di kalangan pecinta olahraga surfing, nama Banyuwangi telah dikenal terlebih dahulu berkat ombak pantai Plengkung atau orang bule menyebutnya dengan G-land yang konon levelnya hanya berjarak satu tingkat dibawah pantai-pantai di Hawaii. Selain pantai Plengkung, Banyuwangi juga masih memiliki pantai Pulau merah yang meskipun tak sama kedahsyatan ombaknya tetapi memiliki pemandangan alam yang memukau.
Bentangan pasir yang luas, pantai yang biru jernih dan dengan latar belakang perbukitan menjadi daya tarik utama pantai Pulau merah. Lokasinya memang cukup jauh dari pusat kota Banyuwangi, yaitu 60 km yang dapat ditempuh selama kurang lebih 2 jam perjalanan. Meski jauh tetapi akses menuju pantai Pulau merah dapat ditempuh dengan mudah berkat fasilitas jalan yang mulus dan petunjuk arah yang jelas.

Nama pantai Pulau merah berasal dari sebuah bukit yang berada tak jauh dari bibir pantai. Warna tanahnya yang merah menyebabkan pantai ini dinamakan pantai Pulau merah. Ketika air laut surut, pengunjung dapat berjalan kaki menuju pulau tersebut. Tetapi jika pengunjung datang saat air laut pasang maka tak perlu juga kecewa. Karena masih ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan di pantai Pulau merah.
Buat yang hobi surfing ataupun yang sekedar coba-coba, ombak pantai Pulau merah layak ditaklukan. Pengunjung juga tak perlu repot-repot membawa papan surfing karena di pantai Pulau merah ada persewaannya. Sementara buat yang mau santai-santai menikmati semilir angin bisa menyewa payung tenda untuk tidur-tiduran sambil meneguk segarnya air kelapa.
Tetapi pada pertengahan tahun 2016 kegiatan wisata di pantai Pulau merah mulai terganggu dengan adanya banjir lumpur. Yang menyedihkan adalah musibah banjir lumpur tersebut disebabkan oleh keserakahan manusia yaitu kegiatan penambangan emas yang dilakukan di gunung Tumpangpitu yang berada tak jauh dari pantai Pulau merah.

Jumlah pengunjung yang datang pun turun drastis karena mereka juga pasti kecewa. Atau mungkin buat yang sudah tahu dengan penyebab banjir lumpur di pantai Pulau merah asalnya dari kegiatan penambangan akan segera mengurungkan niatnya karena khawatir dengan kandungan polutan kimia yang mungkin bercampur. Sementara mata pencaharian nelayan setempat juga terganggu. Kini mereka harus berlayar lebih jauh untuk mencari ikan.
Kekhawatiran pengunjung sudah coba diredam oleh instansi-instansi terkait di Banyuwangi dengan cara melakukan kegiatan bersih-bersih dan mengecek kandungan polutan dalam banjir lumpur di pantai Pulau merah. Hasilnya memang tidak ditemukan zat berbahaya.

Tapi dengan tidak adanya kandungan polutan berbahaya pun, calon pengunjung pun sudah pasti enggan datang ke pantai Pulau merah. Coba saja bandingkan foto-foto dari hasil liburanku tahun 2015 lalu dengan foto-foto pantai Pulau merah tahun 2016 ini yang bisa dibrowsing di Google sekarang. Sangat diragukan kalau ada yang masih mau datang dengan kondisi saat ini.

Banyuwangi menjadi contoh sukses dari sebuah kabupaten yang berhasil dikenal secara Go digital. Tetapi sifat dari industri digital yang viral juga menjadi senjata mematikan bilamana kondisi dalam dunia nyata tak seindah yang terlihat dalam dunia maya. Tentu saja kita sekarang sedang membicarakan pantai Pulau merah yang masuk dalam destinasi wisata di iklan Wonderful Indonesia buatan Kementerian Pariwisata yang sedang gencar ditayangkan di berbagai media.

Kekecewaan wisatawan akan satu destinasi wisata yang sedang gencar dipromosikan tentunya akan menimbulkan pertanyaan besar bagi destinasi wisata lainnya. Apalagi ini menyangkut wisata alam dan pertambangan, dua hal yang sangat berseberangan. Sehingga keseriusan pemerintah terhadap target 20 juta kunjungan wisatawan pun patut dipertanyakan. Dan isu yang lebih besar, keseriusan terhadap kelestarian lingkungan juga ternyata meragukan.

Thursday, 20 October 2016

Tertusuk Panah Asmara Jembatan Cinta di Pulau Tidung

Pulau tidung adalah satu dari sekian banyak pulau di Kepulauan Seribu yang memiliki hamparan pantai pasir putih yang menawan. Jangan terlalu dibandingkan dengan pantai di pulau-pulau lain di luar Jawa. Melihat kota Jakarta yang penuh dengan permasalahan sosial dan lingkungan hidup. Pulau Tidung adalah tempat pelarian sempurna untuk liburan singkat pengusir penat.

Sama dengan pulau-pulau lain yang ada di Kepulauan Seribu. Untuk liburan ke pulau Tidung juga umumnya dijual dalam bentuk paket open trip yang ditawarkan secara online oleh banyak agen perjalanan. Dimana paket liburan selama 2H1M sudah lebih dari cukup untuk menikmati suasana pulau yang terletak di utara Jakarta ini. Lalu apa saja yang didapat dari liburan ke pulau Tidung dan mengapa harus ikut open trip padahal jaraknya tak jauh dari Jakarta?

Meski jaraknya tak jauh dari Jakarta tetapi banyak keuntungan yang didapat jika berlibur ke pulau Tidung dengan ikut open trip. Yang jelas, pengunjung mendapat kepastian tempat penginapan. Karena penginapan di pulau Tidung seringkali penuh oleh pengunjung. Terutama di hari Sabtu – Minggu. Begitu juga dengan jadwal makan. Meski menunya sederhana tetapi sudah dapat jatah makan 3 kali. Jadi tak perlu pusing lagi harus keluar cari makan.
Kemudian pengunjung juga sudah mendapatkan sepeda sebagai alat transportasi selama di pulau Tidung. Sepeda motor hanya digunakan oleh warga lokal saja. Sementara mobil tidak digunakan karena jalanan untuk kendaraan roda empat memang tidak tersedia. Kondisi ini menyebabkan udara di pulau Tidung bersih dari polusi asap kendaraan bermotor. Hal yang pantas disyukuri tentunya.

Untuk harga paket liburan ke pulau Tidung tergantung dari beberapa faktor. Yang pertama jumlah rombongan. Semakin banyak tentunya semakin murah. Kemudian jenis kapal yang digunakan. Untuk yang memakai jasa penyeberangan kapal reguler dari dermaga Kali adem harganya lebih murah. Tetapi konsekuensinya perjalanan lebih lama, bisa mencapai 3 jam. Kapalnya sendiri berangkat sekitar jam 8 atau 9 pagi. Tetapi pengunjung wajib standby setidaknya jam 6 pagi supaya dapat posisi duduk yang enak. Sementara bagi yang menggunakan perahu speedboad dari dermaga Marina Ancol hanya membutuhkan waktu 1 jam saja. Tetapi harga yang harus dibayar lebih mahal tentunya.
Diantara sekian banyak pulau lainnya yang ada di Kepulauan Seribu, pulau Tidung memiliki keunikan tersendiri. Yang pertama pulau Tidung ini terbagi menjadi 2 (dua) pulau, yaitu pulau Tidung besar dan pulau tidung kecil. Yang kedua adalah jembatan yang menghubungkan kedua pulau tersebut yang dinamakan Jembatan cinta. Jembatan cinta ini boleh dibilang sebagai landmarknya pulau Tidung. Tetapi anehnya, Jembatan cinta menghubungkan pulau Tidung besar ke pulau Tidung kecil yang tak berpenghuni.
Kabarnya pulau Tidung kecil hanya digunakan sebagai tempat pemakaman bagi warga pulau Tidung besar. Oleh karena itu tak sedikit yang mengatakan kalau pulau Tidung kecil adalah tempat yang angker. Walaupun waktu kesana aku tidak bisa menemukan lokasi pemakaman. Justru kalau dibilang sebagai tempat budidaya tanaman mangrove malah lebih bisa dipercaya. Karena aku memang bisa menemukannya. Tapi apapun itu jika memang kita datang dengan niat yang baik maka kita pasti mendapatkan keselamatan.

Selama 2 (dua) hari berlibur di pulau Tidung banyak aktivitas yang bisa dilakukan. Baik hanya untuk melihat-lihat pemandangan ataupun untuk bermain olahraga air.

Di hari pertama tur, setelah makan siang pengunjung akan diajak berkeliling pulau-pulau yang lokasinya berdekatan dengan pulau Tidung. Sembari berkeliling pengunjung diperbolehkan untuk snorkeling. Kapal dan alat snorkeling yang digunakan semuanya sudah termasuk dalam harga paket open trip.
Meski terumbu karang di pulau Tidung kurang berwarna-warni tetapi apa yang ada disana boleh dibilang sudah bagus banget. Apalagi jika dibandingkan dengan warna-warni lampu mobil di Jakarta saat macet. Banyaknya ikan laut yang mendekat juga sangat menghibur. Meski snorkeling di pulau Tidung sangat menyenangkan tetapi pulau ini masih punya banyak keseruan lainnya untuk dapat dinikmati oleh para pengunjung.

Selepas snorkeling, pengunjung akan dibawa menuju area olahraga permainan air yang berada di pulau Tidung besar. Disini pengunjung dapat menikmati berbagai olahraga air yang seru. Seperti Banana boat, Sofa boat, Jet ski dan lain sebagainya. Didalam paket open trip, biasanya agen perjalanan sudah memberikan gratis 1 kali naik Banana boat.
Setelah itu segala bentuk biaya akan ditanggung oleh pengunjung sendiri kalau ingin mengulang naik Banana boat atau mencoba naik wahana olahraga permainan air lainnya. Harga yang ditawarkan untuk satu kali permainan hanya 35 ribu saja. Jika dalam Banana boat penumpangnya ada 5 orang maka satu orang hanya perlu menyumbang 5 ribu saja. Tentu saja ini harga yang sangat murah jika dibandingkan dengan keseruan yang didapat.

Tapi kalau mau yang seru tanpa perlu mengeluarkan biaya. Jembatan cinta punya ”menu sederhana” namun asyik. Jembatan cinta memiliki lengkungan setinggi 6 meter yang digunakan sebagai jalur kapal lewat. Saat kapal tak melintas, lengkungan ini boleh digunakan untuk wahana loncat. Saat melakukan loncatan meski jatuhnya di air tapi tanpa keterampilan yang cukup bisa membuat tubuh serasa jatuh diatas batu. Jadi, dua jempol untuk yang berani loncat.
Serunya snorkeling dan mencoba berbagai olahraga air yang di pulau Tidung membuat waktu berlalu tanpa terasa. Hingga akhirnya sang Surya perlahan mulai menghilang diujung batas laut. Sinarnya yang keemasan menghangatkan suasana sore di Jembatan cinta. Gelak tawa anak-anak, senda gurau bersama teman dan romantisme pasangan yang sedang kasmaran bercampur mewarnai waktu perpisahan dengan sang Mentari. Segala persoalan pribadi pun sejenak seperti lenyap.

Saat malam tiba maka waktunya kembali ke penginapan. Suasana malam yang sunyi di Pulau Tidung benar-benar memberikan waktu istirahat yang berkualitas. Semilir tiupan angin laut dan suara deburan ombak yang sayup-sayup terdengar bagai obat tidur yang meninabobokan.

Hingga tak terasa matahari pagi pun mulai menyapa di hari kedua di pulau Tidung. Kapal yang akan kembali ke Jakarta akan mulai berlayar pada jam 11 siang. Untuk yang kemarin masih belum puas dengan permainan olahraga air ataupun belum rela untuk kembali ke rutinitas harian.

Di sisa hari ini masih ada waktu beberapa jam lagi untuk menikmati keseruan tersebut. Tapi sisakan sedikit tenaga untuk besok hari. Saat kita mulai beraktivitas kembali menghadapi kemacetan dan rutinitas kerja di kota Jakarta.

Wednesday, 19 October 2016

Nasi Goreng B2 Papilon yang Bikin Lidah Berdisko

Di Indonesia hidangan apa yang tak digoreng. Bahkan nasi pun juga digoreng. Tapi menu sederhana dan boleh dibilang murah meriah ini sangat kaya variasi dan banyak digemari. Ada yang ditambahkan dengan suwiran ayam, potongan daging sapi atau kambing hingga seafood. Dan buat kalangan tertentu yang tidak memiliki larangan menu makanan. Nasi goreng menjadi menu yang sangat nikmat ketika dicampur dengan potongan daging babi (B2).

Walau dikenal sebagai kota Gudeg tetapi Yogyakarta masih menyimpan banyak kuliner nusantara yang enak di lidah dan bersahabat dengan kantong. Tak terkecuali juga menu nasi goreng B2. Salah satu penjual nasi goreng B2 di Yogyakarta yang cukup dikenal yaitu Nasi goreng B2 Papilon.

Kata Papilon diambil dari meminjam nama diskotik yang dulu pernah buka disebelah warung Nasi goreng B2 yang berada di Jalan Mayor Suryotomo ini. Tapi kini diskotik tersebut sudah tak buka lagi. Tapi pengunjung yang berniat makan Nasi goreng B2 Papilon ini tak perlu kebingungan saat mencari. Cukup cari Hotel Melia Purosani atau Toko Progo yang legendaris di kota Yogyakarta maka kamu akan bisa langsung menemukan tempat ini. Ramainya pembeli dan motor yang parkir di pinggir jalan menjadi penanda keberadaan warung ini.
Warung nasi goreng B2 Papilon mulai buka mulai jam 19.00 dengan menggunakan gerobak dan pengunjung yang makan disediakan tempat di trotoar untuk ngemper beralas tikar. Sebelum disajikan ke pengunjung, nasi goreng dimasak dalam wajan yang besar. Sementara potongan daging B2 sudah dimasak dari rumah sebelumnya. Sehingga pengunjung sebenarnya bisa menikmati nasi goreng dengan atau tanpa potongan daging B2.

Selain menu nasi goreng B2, di tempat ini juga menjual B2 kecap dan Cap cay. Dua menu ini juga tak kalah nikmatnya. B2 kecap yang manis dan Cap cay Jawa yang segar. Harga untuk tiga menu ini semuanya dibanderol sangat murah. Mulai dari 9 ribu saja per porsi.

Tuesday, 18 October 2016

Pedas Segar Rujak Es Cream Pak Paino

Kebiasaan orang Yogyakarta kalau cuaca panas malah makan rujak pedas. Tapi tak sedikit juga yang suka makan es cream. Mungkin dari kebiasaan itulah timbul perpaduan menu baru yang ternyata tak kalah digemari yaitu Rujak es cream.

Salah satu daerah di Yogyakarta yang banyak menjajakan Rujak es cream adalah Pura Pakualaman dengan pak Paino yang telah berjualan sejak tahun 1990 sebagai salah satu pelopornya. Berbekal gerobak dorong dan sebuah payung tenda besar, pak Paino mulai berjualan jam 9 pagi dibawah sebuah pohon besar yang terletak di sudut jalan Harjowinatan. Saat cuaca panas, tak jarang Rujak es cream buatannya sudah habis terjual sebelum sore hari.
Rujak yang ia sajikan tidak berbeda dengan rujak pada umumnya yang isinya serutan buah yang terdiri dari mangga, kedondong, pepaya, nanas, bengkoang, mentimun yang kemudian disiram dengan bumbu ulekan gula jawa dan asam yang diberi sedikit air.

Bagi pengunjung yang menyukai rasa pedas ataupun tidak pedas tak perlu khawatir karena cabainya dihidangkan terpisah. Sebagai toping, seperti namanya, ditambahkanlah es cream puter tanpa pemanis buatan hasil tangan pak Paino sendiri. Kuliner tradisional Yogyakarta yang dihidangkan diatas piring kecil tersebut dihargai 5 ribu rupiah saja per porsi.

Tak hanya Rujak es cream, buat pengunjung yang menyukai rujak potong atau yang di Yogyakarta disebut dengan Lutis juga bisa dinikmati disini. Harganya pun tak beda jauh untuk satu porsinya, hanya 6 ribu rupiah saja.

Monday, 17 October 2016

Hutan Pinus Mangunan, Sudut Tenang Yogyakarta

Kemacetan jalan saat ini sudah bukan menjadi milik Jakarta saja. Tetapi sudah menjangkiti kota-kota lainnya dan tak terkecuali Yogyakarta. Seperti dirilis banyak organisasi kesehatan tentang pengaruh tingkat stres yang diakibatkan oleh kemacetan. Hal tersebut juga tak bisa dilepaskan dari warga Yogyakarta.

Oleh sebab itu di Yogyakarta saat ini mulai bermunculan tempat-tempat wisata yang berorientasi ke alam. Sudut-sudut alam yang dulunya dianggap tidak memiliki nilai wisata kini berubah menjadi tempat liburan favorit. Contohnya saja Hutan Pinus Mangunan yang berada tak jauh dari Puncak kebun buah Mangunan.

Wisata hutan pinus yang saat ini menjadi lokasi favorit liburan tidak bisa dilepaskan dari film yang diadaptasi dari novel yaitu Twilight. Dengan peranan media sosial nama Hutan Pinus Mangunan yang terletak di desa Dlingo kabupaten Bantul, Yogyakarta ini menjadi semakin terkenal.
Dimulai saat itulah Hutan Pinus Mangunan menjadi tempat wisata favorit warga Yogyakarta untuk menghilangkan stres dan juga lokasi prewedding ala-ala film Twilight. Apalagi di Hutan Pinus Mangunan dibangun fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan tersebut. Diantaranya gardu pandang, persewaan hammock, ayunan hingga panggung konser yang dibuat dari kayu.

Tiket masuk Hutan Pinus Mangunan pun dapat dibeli dengan harga yang sangat murah. Cukup dengan membeli tiket parkir 3 ribu rupiah untuk sepeda motor dan 10 ribu rupiah untuk mobil. Sedangkan untuk masuk ke area panggung yang terbuat dari kayu-kayu, pengunjung akan dikenakan tiket tambahan seharga 2.500 rupiah saja.
Hutan pinus Mangunan juga menjadi pembelajaran yang menarik bagi kita semua. Karena dilihat dari sejarahnya, area Hutan pinus Mangunan yang luasnya mencapai 500 ha dulunya adalah sebuah tanah tandus. Sampai kemudian diadakan program reboisasi dengan penanaman pohon pinus, mahoni, akasia, dan lain sebagainya.

Hasilnya, Hutan pinus Mangunan yang saat ini dikelola oleh Resor Pengelolaan Hutan (RPH) bukan saja menjadi tempat yang bisa mendatangkan pemasukan bagi daerah setempat tetapi juga menjadi tempat wisata yang memberikan kebaikan bagi manusia. Dan tantangan berikutnya yang muncul kemudian adalah mampukah kita yang berkunjung ke Hutan pinus Mangunan tetap menjaga keasriannya?